meski kau berucap sambil membawa madu sebelangga
meski kau menari dan mempersembahkan bunga untukku
tetapi aku tak bodoh...
aku dapat merasakan kehadiran sang cinta atau tidak
dan ku rasakan semua hambar...
segala yg ku ucap mungkin selalu terasa perih bagimu
hingga kau takpernah ingin menatap ku lagi
tetapi itulah yg kurasakan.
kini tlah ku kerahkan para nahkoda berbalik tanpa harta
jika kau memang ingin mengakhirinya.
aku lebih memilih kematian karena kejujuran dan kenyataan
bukan kehidupan yg indah tetapi penuh dengan dusta dari lisan mu yg manis
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar