Kamis, 19 Maret 2009

dominasi pertumbuhan

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Terdapat dua fase dalam pertumbuhan tumbuhan secara umum, yaitu fase pertumbuhan vegetatif dan fase pertumbuhan generatif. Pada fase pertumbuhan vegetatif terjadi pertumbuhan pada proses pembentukan organ yang baru seperti daun, cabang, dan akar. Sedangkan pada fase pertumbuhan generatif terbentuk organ alat perkembang biakan seperti bunga, buah, dan biji.
Pada tumbuhan dikotil, pertumbuhan secara, fase pertumbuhan vegetatif di tandai dengan adanya dominasi pucuk yang akan menghambat pertumbuhan lateral. Dominasi pertumbuhan pucuk dapat dikurangi dengan memotong bagian pucuk tumbuhan yang akan mendorongpertumbuhan tunas lateral. Pertumbuhan tunas lateral akan terhambat bila bagian pucuk yang di potong diberi auksin. Hal tersebut menunjukan adanya pengaturan mekanisme pengaturan pertumbuhan kearah lateral oleh auksin. Auksin diproduksi secara endogen pada bagian pucuk tumbuhan, yang akan didistribusikan secara polar yang mampu menghambat pertumbuhan tunas lateral.

B. TUJUAN
1) Untuk mempelajari gejala – gejala dominasi pucuk pada tumbuhan.
2) Untuk mempelajari peran auksin dalam mengendalikan dominasi pucuk.








II. PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. BAHAN DAN ALAT
Bahan :
1) Bibit tanaman bayam
2) Growton

Alat :
1) Gunting pangkas
2) Wadah / mangkuk kecil
3) Kertas label

B. PROSEDUR KERJA
1) Menyiapkan 3 polibag yang diberi medium tanah.
2) Menanam dua benih papaya pada masing – masing medium tanam dalam polibag.
3) Memberi label tanggal tanam, dan nama mahasiswa.
4) Menempatkan tanaman pafa tempat terbuka dengan rapi.
5) Menyiram dengan air satu kali sehari.
6) Membiarkan benih tumbuh.
7) Setelah dua minggu atau tanaman sudah tumbuh menjadi tanaman muda, satu bibit biarkan utuh, satu bibit dipotong saja bagian pucuknya, dan satu bibit dopotong pucuknya kemudian pada lukanya diberi growtone atau rotoone F.
8) Berikutnya melakukan pengamatan sampai umur satu bulan setelah tanam.
9) Membandingkan pertumbuhan tunas lateral pada tanaman dengan tiga perlakuan dan mencatat hasil yang di dapat pada tabel pengamatan.



III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
Perlakuan Saat muncul tunas lateral (hari) Jumlah tunas lateral
Apucuk batang tidak di potong 25 Juni 2007 Tidak ada
Pucuk batang di potong 25 Juni 2007 1
Apucuk batang di potong dan luka diolesi Growtoon 25 Juni 2007 2


B. PEMBAHASAN
Pada batang sebagian besar, kuncup apical memberi pengaruh yang menghambat kuncup terhadap kuncup samping dengan mencegah / menghambat perkembangannya. Produksi kuncup tambahan yang tidak berkembang mengandung pertahanan pasif, karena bila kuncup apical rusak atau dimakan hewan atau patah karena badai, kuncup samping akan tumbuh dan menjadi tajuk utama (Hillman (1984), Tamas (1987), dan Martin (1987)).
Dengan memotong bagian pemanjangan pada koleptil atau batang dikotil, kemudian menumbuhkannya dengan menambahkan auksin, yaitu berupa groowton. Jika groowton ditambahkan pada sisa batang yang terpotong, maka perkembangan kuncup samping dan arah pertumbuhan yang tegak akan terhambat. Pada tumbuhan yang dipetik ujung atasnya (yang memiliki kuncup tumbuh) terjadi penambahan konsentrasi IAA yang lebih tinggi dari kuncup yang sedang tumbuh (tumbuhan pada ujung atas tetap tumbuh) sehingga kuncup samping terpacu perrtumbuhannya diikuti peningkatan jumlah dan konsentrasi IAA dikuncup tersebut. Beberapa jam setelah pemangkasan ujung, konsentrasi IAA di kuncup tersebut hamper 10 kali lebih banyak disbanding pada kuncup yang lebih lambat pada tumbuhan pembanding (Hillman, dkk, 1997). Hal ini terlihat pada perlakuan pucuk yang dipotong dan diberi growton, pertumbuhan pucuk samping lebih cepat disbanding tanpa groowton dan tampak perlakuan.
Pada potongan batang, yang memanjang akibat pemberian auksin adalah sel epidermis dan untuk lapisan sub epidermis (hypodermis, korteks, dan empulur) mengandung sel yang ada di bawah tekanan, sehingga mudah memanjang. Pemanjangannya terbatas karena sel tersebut terikat melalui polisakarida dinding sel yang bersambungan pada sel epidermis yang tidak dapat merenggang dengan cepat.
Hasil keseluruhannya ialah lapisan sub epidermis memanjang sampai cukup menjadikannya dinding sel epidermis yang tumbuh lebih lambat agak tegang. Tegangan dalam dan renggangan luar akan mendorong sel epidermis tumbuh lebih cepat. Namun, dindingnya tidak merenggang dengan cepat, kecuali auksin (groowton) diberi lebih banyak agar dinding lebih kendur (ditelaah oleh Cosgrove 1986 dan Kutschera, 1987, 1989 ; Cosgrove dan Knievel, 1987).
Potongan batang yang diberi auksin memberi respon dengan cara mengembangkan dinding epidermis yang sudah lebih kendur. Kemudian, sel epidermis memanjang dengan cepat, dan menyebabkan sel sub epidermis yang menempel juga memanjang sehingga batang memanjang lebih cepat.










IV. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1) Fase dominansi, yaitu zat – zat penghambat yang terdapat pada daun muda.
2) Jumlah auksin yang berupa IAA pada kuncup samping akan meningkat setelah ujung di pangkas.
3) Yang pertama kali memberi respons terhaap auksin yaitu epidermis.
4) Auksin dapat mengubah beberapa produksi gen (protein) secepat memacu perpanjangan.
5) Auksin (berupa IAA) bukan penghambat yang menghalangi kuncup samping.

B. SARAN
1) Dalam praktikum dominasi pertumbuhan pucuk bahan yang digunakan harus bagus dan sama.
2) Perlakuan yang benar pada pertumbuhan pucuk bayam diberitahukan terlebih dahulu.
3) Setelah perlakuan diberitahu factor yang dapat mempengaruhi dominasi pertumbuhan pucuk tersebut.

Tidak ada komentar: